Pedoman EBA tentang Manajemen Risiko ESG: Poin-Poin Penting

Pedoman EBA tentang Manajemen Risiko ESG: Poin-Poin Penting

Dalam beberapa tahun terakhir, faktor Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi perhatian utama dalam sektor keuangan. Institusi keuangan dihadapkan pada tantangan untuk mengintegrasikan risiko-risiko yang berkaitan dengan ESG ke dalam kerangka manajemen risiko mereka. 

Menanggapi kebutuhan ini, European Banking Authority (EBA) mengeluarkan pedoman yang memberikan panduan bagi institusi keuangan dalam mengelola risiko ESG secara efektif. Artikel ini akan membahas poin-poin penting dari pedoman tersebut dan implikasinya bagi sektor keuangan.

Manajemen Risiko ESG

Manajemen Risiko ESG merujuk pada proses identifikasi, pengukuran, pengelolaan, dan pemantauan risiko yang timbul dari faktor-faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola. 

Risiko ini dapat mempengaruhi stabilitas dan kinerja institusi keuangan, sehingga penting untuk diintegrasikan ke dalam kerangka manajemen risiko tradisional. 

Tujuannya adalah memastikan bahwa institusi mampu bertahan dan beradaptasi dengan perubahan yang disebabkan oleh isu-isu ESG dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.

 

Baca juga : Mengenal Investasi ESG: Pengertian, Cara Kerja, dan Metrik yang Digunakan

 

Pedoman EBA tentang Manajemen Risiko ESG

EBA telah mengeluarkan pedoman yang menetapkan standar minimum dan metodologi referensi untuk identifikasi, pengukuran, pengelolaan, dan pemantauan risiko ESG oleh institusi keuangan. Berikut adalah poin-poin utama dari pedoman tersebut:

  1. Integrasi Risiko
    Institusi diharapkan untuk mengintegrasikan risiko ESG ke dalam kerangka manajemen risiko mereka yang sudah ada. Ini berarti mempertimbangkan risiko ESG sebagai pemicu potensial dari semua kategori risiko keuangan tradisional, seperti risiko kredit, pasar, operasional, reputasi, likuiditas, model bisnis, dan konsentrasi. Institusi harus memiliki pendekatan yang kuat dan solid dalam mengelola dan memitigasi risiko ESG dalam berbagai horizon waktu, termasuk setidaknya 10 tahun ke depan.
  2. Tata Kelola dan Pelaporan
    Institusi harus memastikan bahwa tata kelola internal mereka mendukung pengelolaan risiko ESG secara efektif. Ini mencakup penetapan peran dan tanggung jawab yang jelas, serta pelaporan internal yang efektif mengenai risiko ESG. Institusi diharapkan untuk memantau risiko ESG melalui kerangka pelaporan internal yang efektif dan berbagai metrik serta indikator risiko ESG yang bersifat historis dan proyektif.
  3. Standar Manajemen Risiko
    EBA menetapkan standar minimum untuk proses manajemen risiko yang mencakup identifikasi, pengukuran, pengelolaan, dan pemantauan risiko ESG. Institusi diharapkan untuk memiliki pendekatan yang kuat dan solid dalam mengelola dan memitigasi risiko ESG dalam berbagai horizon waktu, termasuk setidaknya 10 tahun ke depan. Mereka juga harus menerapkan berbagai alat manajemen risiko, termasuk keterlibatan dengan pihak terkait.
  4. Perencanaan Strategis
    Institusi diharuskan untuk mengembangkan rencana spesifik yang menangani risiko yang muncul dari transisi dan proses penyesuaian ekonomi menuju tujuan regulasi terkait faktor ESG di yurisdiksi mereka beroperasi. Untuk ini, institusi harus menilai dan memasukkan pertimbangan risiko ESG yang bersifat proyektif ke dalam strategi, kebijakan, dan proses manajemen risiko mereka melalui perencanaan transisi yang mempertimbangkan horizon waktu jangka pendek, menengah, dan panjang.
  5. Prinsip Proporsionalitas
    Penerapan pedoman ini harus mempertimbangkan ukuran, sifat, dan kompleksitas institusi, serta profil risiko mereka. Institusi yang lebih kecil dan kurang kompleks diberikan waktu lebih lama untuk mematuhi pedoman ini, dengan batas waktu hingga 11 Januari 2027.
  6. Penerapan dan Pengawasan
    Pedoman ini mulai berlaku pada 11 Januari 2026, kecuali untuk institusi kecil dan tidak kompleks, yang memiliki batas waktu hingga 11 Januari 2027. Otoritas pengawas nasional diharapkan untuk memastikan bahwa institusi di bawah yurisdiksi mereka mematuhi pedoman ini dan mengintegrasikan risiko ESG ke dalam kerangka manajemen risiko mereka.

 

Baca juga : Alasan Bisnis 2025 Harus Punya ESG dan 7 Strategi Investasi ESG

 

Integrasi ESG & GRC

Untuk membantu organisasi dalam mengimplementasikan manajemen risiko ESG secara efektif, Proxsis Consulting menawarkan pelatihan yang mengintegrasikan kerangka kerja ESG dan Governance, Risk Management, and Compliance (GRC). 

Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan keberlanjutan, kepatuhan, dan tata kelola perusahaan secara keseluruhan. Materi yang Akan Dipelajari dalam Training

  • Prinsip dasar dan konsep ESG & GRC dalam bisnis
  • Strategi integrasi ESG & GRC untuk meningkatkan kinerja perusahaan
  • Manajemen risiko dan kepatuhan berbasis ESG
  • Implementasi framework ESG & GRC yang sesuai dengan regulasi terkini
  • Studi kasus dan praktik terbaik dalam penerapan ESG & GRC

Dengan mengikuti program ini, peserta akan memperoleh pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip ESG dan GRC, serta keterampilan praktis dalam mengintegrasikan kedua kerangka kerja tersebut dalam operasional perusahaan. Informasi lebih lanjut mengenai pelatihan ini dapat diakses melalui situs resmi Proxsis Consulting.
Training Mengintegrasikan ESG & GRC – Proxsis

 

Baca juga : 7 Langkah Efektif Mengimplementasikan ESG dalam Perusahaan Anda

 

FAQ tentang Pedoman EBA dan Pelatihan Manajemen Risiko ESG

  1. Apa itu Pedoman EBA tentang Manajemen Risiko ESG?
    Pedoman EBA memberikan panduan untuk institusi keuangan dalam mengintegrasikan faktor ESG (Environmental, Social, Governance) ke dalam manajemen risiko mereka. Pedoman ini bertujuan memastikan bahwa institusi dapat mengelola risiko terkait ESG secara efektif untuk mempertahankan stabilitas keuangan jangka panjang.
  2. Mengapa manajemen risiko ESG penting untuk institusi keuangan?
    Risiko ESG dapat memengaruhi kinerja dan stabilitas institusi keuangan. Dengan mengintegrasikan ESG, institusi dapat lebih siap menghadapi perubahan yang disebabkan oleh isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola yang dapat memengaruhi keputusan dan operasional keuangan mereka.
  3. Apa saja poin utama dalam pedoman EBA?
    Pedoman EBA mencakup integrasi risiko ESG dalam kerangka manajemen risiko yang ada, tata kelola internal yang mendukung pengelolaan risiko ESG, serta perencanaan strategis untuk menyesuaikan diri dengan regulasi ESG yang berkembang.
  4. Kapan pedoman EBA mulai diterapkan?
    Pedoman EBA mulai berlaku pada 11 Januari 2026, dengan pengecualian untuk institusi kecil dan kurang kompleks yang memiliki batas waktu hingga 11 Januari 2027.
  5. Apa manfaat mengikuti pelatihan Integrasi ESG & GRC?
    Pelatihan ini membantu peserta memahami prinsip dasar ESG dan GRC, serta keterampilan praktis untuk mengintegrasikan keduanya dalam operasional perusahaan, yang dapat meningkatkan keberlanjutan, kepatuhan, dan tata kelola yang lebih baik sesuai dengan regulasi terkini.
  6. Siapa yang sebaiknya mengikuti pelatihan ini?
    Pelatihan ini ideal untuk profesional di sektor keuangan dan manajemen risiko, serta mereka yang terlibat dalam penerapan kebijakan dan strategi ESG di perusahaan atau organisasi mereka.
  7. Apa yang akan dipelajari dalam pelatihan ini?
    Materi pelatihan mencakup prinsip dasar dan konsep ESG & GRC, strategi integrasi ESG & GRC, manajemen risiko berbasis ESG, serta studi kasus dan praktik terbaik dalam penerapannya.
  8. Bagaimana cara mendaftar pelatihan ini?
    Informasi lebih lanjut dan pendaftaran dapat dilakukan melalui situs resmi Proxsis Consulting.

 

Rate this insight

Integrasi ESG & GRC, Manajemen Risiko ESG, Pedoman EBA tentang Manajemen Risiko ESG

Other Related Insights

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.