Di tengah maraknya kasus korupsi yang masih menjadi masalah serius di Indonesia, penerapan sistem manajemen anti penyuapan ISO 37001 semakin penting sebagai langkah nyata untuk mengendalikan risiko korupsi dalam organisasi. Rayadhi Oktaviana, seorang Senior Consultant & Trainer yang berpengalaman dalam implementasi berbagai standar ISO, menekankan peran penting framework ini dalam membantu perusahaan mengurangi dan mengendalikan potensi risiko penyuapan di tingkat internal dan eksternal.
ISO 37001: Standar Internasional untuk Manajemen Anti Penyuapan
ISO 37001 adalah standar internasional yang dirancang khusus untuk mengatasi tantangan penyuapan dalam organisasi. Standar ini memberikan pedoman kepada perusahaan dalam mengidentifikasi, mencegah, serta mengurangi risiko korupsi yang bisa merusak reputasi dan kelangsungan bisnis. Dalam wawancara dengan Rayadhi, ia menjelaskan bahwa meskipun banyak perusahaan Indonesia yang telah mengadopsi berbagai sistem manajemen berbasis ISO, sejumlah kasus korupsi yang melibatkan perusahaan besar—termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)—menunjukkan bahwa penerapan standar ini tidak cukup hanya dilakukan secara administratif.
“Walaupun sudah ada sistem manajemen berbasis ISO, penerapannya tidak akan efektif tanpa komitmen yang kuat dari manajemen puncak. Tanpa adanya komitmen tersebut, kontrol yang ada hanya akan menjadi teori belaka. Ini adalah hal yang perlu menjadi perhatian bagi banyak perusahaan di Indonesia,” ujar Rayadhi.
Baca juga : Menilik Keberhasilan 23 Perusahaan Indonesia yang Masuk 1.000 Perusahaan Paling Terpercaya di Dunia
Pentingnya Komitmen Manajemen Puncak
Rayadhi menekankan bahwa penerapan ISO 37001 harus didukung oleh komitmen yang kuat dari manajemen puncak perusahaan. Tanpa komitmen nyata dari para pemimpin perusahaan, proses implementasi sistem ini tidak akan berjalan dengan baik dan dapat menjadi formalitas belaka. "Komitmen manajemen puncak sangat penting agar sistem ini tidak sekadar menjadi dokumen yang ada di atas kertas. Penerapan ISO 37001 harus dilihat sebagai bagian dari budaya perusahaan, di mana setiap elemen dalam organisasi berkomitmen untuk menjaga integritas dan menghindari praktik penyuapan," tambahnya.
Menurutnya, meskipun banyak perusahaan yang memiliki dokumentasi yang lengkap terkait dengan sistem manajemen anti penyuapan, tanpa adanya dukungan dari para pemimpin perusahaan, sistem ini tidak akan berjalan secara konsisten dan efektif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memupuk budaya anti-korupsi yang dimulai dari tingkat tertinggi di manajemen.
Baca juga : Menilik Keberhasilan 23 Perusahaan Indonesia yang Masuk 1.000 Perusahaan Paling Terpercaya di Dunia
Mencegah Korupsi Sejak Dini: Keuntungan Penerapan ISO 37001
Salah satu manfaat utama dari penerapan ISO 37001 adalah mencegah terjadinya praktik penyuapan sebelum menjadi masalah yang lebih besar. Rayadhi menjelaskan bahwa ISO 37001 menyediakan kerangka kerja yang jelas bagi perusahaan dalam melakukan identifikasi risiko korupsi yang mungkin timbul, baik di dalam perusahaan itu sendiri maupun dalam interaksi perusahaan dengan pihak eksternal. Hal ini membantu perusahaan untuk menilai potensi risiko dan menetapkan langkah mitigasi sejak dini.
Dengan sistem ini, perusahaan memiliki kontrol yang lebih baik dalam mengawasi proses bisnis yang dapat berpotensi melibatkan penyuapan. Misalnya, dalam pengadaan barang dan jasa, pemberian hadiah, atau hubungan dengan pihak ketiga yang mungkin berhubungan dengan tindakan penyuapan. ISO 37001 memberikan pedoman tentang bagaimana organisasi harus merancang kebijakan dan prosedur yang dapat mencegah korupsi serta memberikan pelatihan kepada karyawan untuk memastikan mereka memahami pentingnya mematuhi kebijakan tersebut.
“ISO 37001 mengajarkan kepada perusahaan bagaimana cara mencegah penyuapan melalui penerapan kebijakan, prosedur, serta pelatihan yang rutin untuk seluruh karyawan dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini penting agar budaya anti-penyuapan benar-benar terinternalisasi dalam setiap lini perusahaan,” kata Rayadhi.
Baca juga : Korupsi Rp193 Triliun di Pertamina: Apa yang Gagal dari Penerapan ISO 37001 Anti-Penyuapan?
Peran Pemerintah dan Regulasi dalam Mendorong Kepatuhan
Rayadhi juga menggarisbawahi pentingnya regulasi pemerintah dalam mendorong perusahaan untuk menerapkan standar internasional seperti ISO 37001. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai peraturan yang mendorong perusahaan, terutama BUMN, untuk menerapkan sistem manajemen berbasis ISO, guna memastikan perusahaan memiliki framework yang memenuhi standar internasional.
“Regulasi yang diterbitkan oleh kementerian, seperti keputusan menteri atau peraturan kementerian (Permen), semakin mendorong perusahaan untuk mengadopsi framework ISO. Ini menjadi penguat bagi perusahaan agar memiliki sistem manajemen yang terstandarisasi dan diakui secara internasional. Terutama dalam hal pengendalian risiko dan audit yang menjadi bagian dari mekanisme yang ada,” jelas Rayadhi.
Bahkan, dengan semakin berkembangnya budaya anti-korupsi di Indonesia, penerapan ISO 37001 sebagai bagian dari sistem manajemen perusahaan menjadi sangat relevan. Sistem ini memberikan acuan bagaimana perusahaan dapat menilai risiko penyuapan, mengelola risiko tersebut, dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah penyuapan terjadi.
Baca juga : Cara Menghilangkan Budaya Korupsi di Perusahaan dengan Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016
Dampak Ketidakpatuhan terhadap ISO 37001: Risiko Terhadap Reputasi Perusahaan
Dalam bagian terakhir wawancara, Rayadhi menekankan bahwa ketidakpatuhan terhadap standar kualitas dan anti-penyuapan seperti ISO 37001 dapat memberikan dampak yang sangat besar terhadap reputasi perusahaan. Dalam banyak kasus, perusahaan yang gagal menjalankan sistem ini dengan baik akan menghadapi sanksi hukum, serta kehilangan kepercayaan dari publik dan pemangku kepentingan lainnya.
“Kasus-kasus penyuapan yang melibatkan perusahaan besar, bahkan BUMN, menunjukkan bahwa meskipun mereka sudah memiliki sistem manajemen yang terstandarisasi, jika tidak dijalankan dengan serius, akan tetap berisiko. Reputasi perusahaan akan tercemar, dan itu bisa berdampak jangka panjang terhadap keberlanjutan bisnis,” ujar Rayadhi.
Pentingnya komitmen manajemen dan konsistensi dalam penerapan ISO 37001 menjadi kunci utama dalam menghindari risiko tersebut. Dengan penerapan yang konsisten dan budaya anti-penyuapan yang kuat, perusahaan dapat melindungi dirinya dari praktik korupsi dan menjaga integritasnya di pasar global.
Kesimpulan
Penerapan ISO 37001 sebagai sistem manajemen anti-penyuapan tidak hanya membantu perusahaan memenuhi regulasi, tetapi juga menjaga reputasi perusahaan dengan menghindari risiko korupsi. Dengan komitmen yang kuat dari manajemen puncak dan penerapan yang konsisten, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif korupsi dan memastikan bahwa budaya kepatuhan terhadap standar internasional menjadi bagian dari nilai-nilai perusahaan.
Dalam konteks Indonesia yang semakin berkembang dalam hal budaya anti-korupsi, penerapan ISO 37001 tidak hanya menjadi kewajiban tetapi juga investasi jangka panjang bagi keberlanjutan dan integritas perusahaan.

Butuh konsultasi lebih lanjut tentang
Governance, Risk, & Compliance
Share on :