Article

Ketahanan Bisnis: Peran GRC Terintegrasi Menjadi Kunci Sukses Penerapan ESG

9 Agu 2023

windowpanes at the building
windowpanes at the building
windowpanes at the building

Ketahanan bisnis perusahaan harus dimulai dengan penerapan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) yang baik dan kuat. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan perusahaan secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen, dan kewajaran. Prinsip – prinsip tersebut menjadi fondasi keberlangsungan (continuity) perusahaan agar selalu dapat memenuhi prinsip going concern.

Fondasi yang bernama Tata Kelola (Governance) harus diperkuat dengan penerapan Manajemen Risiko (Risk) dan Kepatuhan (Compliance) sebagai pilar penguatan ketahanan bisnis, dimana keduanya bertujuan untuk mengelola event atas ketidakpastian dimasa depan (uncertainty) dan mengelola kepatuhan atas segala macam regulasi serta peraturan yang mengikat perusahaan baik dari internal maupun eksternal.

Fondasi dan Pilar yang bernama GRC tersebut menjadi syarat mutlak perusahaan agar terus mampu eksis dan berlangsung (continuity) secara terus-menerus (going concern). Penerapan GRC tersebut tidak bisa dijalankan secara silo (sendiri-sendiri) tetapi harus terintegrasi satu sama lainnya agar memberikan manfaat bagi perusahaan seperti efisiensi proses, mengurangi duplikasi kegiatan/ fungsi, mengelola informasi lebih efisien, operasional lebih efektif, dll.

Baca juga: Ketahanan Bisnis: Transformasi Bisnis dari Business Continuity Jadi Business Sustainability dengan Prinsip ESG

Tahap selanjutnya agar perusahaan tidak hanya sekedar mampu berlangsung (continuity) semata tetapi juga sudah mentransformasi diri ke arah keberlanjutan (sustainability) adalah melalui penerapan ESG. ESG sendiri diinisiasi oleh James Gifford, seorang ekonom dan ahli ekologi dari University of Sydney pada tahun 2003. Istilah ESG dirumuskan dan ditetapkan oleh PBB tahun 2004 berkolaborasi dengan lembaga keuangan Internasional untuk mengintegrasikan masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola sebagai acuan investasi di pasar modal. Saat ini, penerapan ESG di Indonesia didorong sebagai inisiatif strategi perusahaan untuk tercapainya agenda pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030 dengan 17 program SDGs Bappenas dan selain itu juga untuk kepentingan investasi serta keberlanjutan bisnis perusahaan.

Menurut The GRC Pundit, Penerapan strategi ESG harus diawali dengan membangun struktur tata kelola yang kuat (Governance), menetapkan tujuan yang jelas untuk ESG secara keseluruhan maupun setiap komponen yang berbeda. Setelah tujuan ditetapkan, organisasi dapat menilai, memantau, dan mengelola ketidakpastian (Risk Management) terhadap tujuan ESG dan semuanya dilakukan secara berintegritas (Compliance). Jika disimak, maka strategi penerapan ESG harus dimulai dengan tata Kelola perusahaan yang kuat, mampu mengelola ketidakpastian dan dilakukan secara berintegritas.

Baca juga: Ketahanan Bisnis: Transformasi Bisnis dari Business Continuity Jadi Business Sustainability dengan Prinsip ESG

Proses menjadi perusahaan yang memiliki ketahanan bisnis (business resilience) yang baik tidaklah mudah. Penerapan ESG tidak akan efektif jika penerapan GRC Terintegrasi perusahaan belum berjalan baik. ESG hanya akan menjadi sebuah kewajiban semata tanpa menghasilkan nilai (value) bagi perusahaan. Oleh karena itu, GRC Terintegrasi menjadi kunci sukses dalam penerapan ESG perusahaan.

Penulis,

Heru Prasetyo, SE., ME., CLA ISO 9001

Proxsis Consulting Leader

Butuh konsultasi lebih lanjut tentang

Business Strategy

Share on :

Baca Juga Insight lainnya
Audit Internal 4.0

Transformasi Digital untuk Transparansi dan Akuntabilitas Organisasi yang Lebih Baik

ARTICLE

30 Nov 2025

low angle photography of high rise building under blue sky during daytime
low angle photography of high rise building under blue sky during daytime
low angle photography of high rise building under blue sky during daytime
Digital Governance Revolution

Transformasi Teknologi dalam Evolusi Kepatuhan dan Manajemen Risiko Perusahaan

ARTICLE

27 Nov 2025

low angle photography of high rise building under blue sky during daytime
low angle photography of high rise building under blue sky during daytime
low angle photography of high rise building under blue sky during daytime
THE REAL STATE LOSS IS OPPORTUNITY LOSS

Ketika Risiko Kerugian Negara Justru Lahir dari Ketidakberanian Mengambil Keputusan

ARTICLE

25 Nov 2025

windowpanes at the building
windowpanes at the building
windowpanes at the building

Let's Shape
Your Future Together

Whether you’re a startup looking to disrupt the market or an established organization seeking to optimize operations, Proxsis Consulting is here to guide you on your journey. Let’s collaborate to turn challenges into opportunities and build a prosperous future for your business. Contact us today to get started.

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT Proxsis Strategi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT Proxsis Strategi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT Proxsis Strategi Bisnis

Brand & Website by

🇮🇩 Indonesia