Menjaga bisnis dari risiko keuangan menjadi suatu keharusan yang dilakukan perusahaan. Di dalam dunia bisnis banyak hal tidak terduga bisa terjadi, termasuk risiko keuangan. Persaingan dan hal-hal tidak terduga yang dapat merugikan perusahaan menjadi makanan sehari-hari bagi dunia pengusaha. Untuk itu dibutuhkan manajemen risiko yang dapat dijadikan ilmu dalam mengelola risiko perusahaan agar menjadi jawaban atas risiko keuangan yang menimpa perusahaan. Bahkan tidak menutup kemungkinan hal tersebut dapat dijadikan peluang untuk memajukan bisnis.
Oleh karena itu, artikel ini memiliki tujuan untuk menjelaskan secara sederhana tentang pentingnya manajemen risiko keuangan dalam dunia bisnis. Hal tersebut dilakukan dengan memperkenalkan apa itu manajemen risiko keuangan dan bagaimana peranannya dalam dunia bisnis.
Pengertian Manajemen Risiko Keuangan
Sebagai pelaku bisnis cukup familiar dengan risiko, bayangan risiko menjadi pemandangan rutin dalam dunia bisnis. Risiko tidak bisa dihilangkan secara keseluruhan, namun bisa dicegah atau bahkan dikurangi. Risiko keuangan sendiri bisa meliputi hal terduga dan tidak terduga di mana merugikan pelaku bisnis yang berhubungan dengan keuangan. Penanganan terhadap hal tersebut dalam mengelola ketidakpastian dalam dunia bisnis bisa dilakukan dengan pendekatan secara terstruktur melalui manajemen risiko keuangan.
Manajemen risiko keuangan merupakan pendekatan terstruktur meliputi identifikasi, evaluasi, dan pengelolaan risiko sehingga memiliki peran dalam kegiatan keuangan oleh pelaku bisnis. Untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan nilai perusahaan dibutuhkan peran manajemen risiko keuangan dalam mencegah krisis keuangan dengan mengendalikan risiko. Pengendalian risiko menjadi bukti bahwa suatu perusahaan memiliki orang-orang yang kompeten di bidangnya dalam menangani risiko. Sehingga, investor akan semakin percaya dengan nilai perusahaan dalam mengelola kegiatan bisnis untuk mengidentifikasi dan menganalisis resiko pasar.
Baca juga : Mengenal Dan Implementasi Standar Sistem Manajemen
Identifikasi Risiko Keuangan
Mengidentifikasi risiko keuangan adalah penentuan terhadap berbagai risiko yang menimpa pelaku bisnis, baik karena faktor internal maupun eksternal di mana mempengaruhi target perusahaan. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah dalam mengidentifikasi risiko pada perusahaan, di antaranya:
- Mengidentifikasi risiko : setiap perusahaan memiliki sasaran dan ketidakpastian akan menyelimuti proses dalam mencapainya. Untuk itu dibutuhkan pemahaman akan bisnis perusahaan. Sehingga, ketika telah mengenal jalannya bisnis maka akan lebih leluasa dalam menghindari risiko atau mengurangi risiko yang sudah muncul. .
- Mempelajari karakteristik risiko : mengenal risiko menjadi salah satu kunci dalam mengurangi risiko. Risiko yang muncul tentu berbeda-beda, untuk itu penanganannya pun juga bervariasi tergantung kondisi dan bagaimana risiko itu bisa muncul. Setelah mengetahui alasannya, maka pelaku bisnis akan lebih sederhana dalam menangani risiko dengan metode yang tepat.
- Mengukur risiko : risiko bisa diukur dengan cara melihat dampaknya bagi perusahaan. Risiko yang memiliki dampak lebih besar dalam menimbulkan kerugiaan perusahaan secara finansial harus menjadi prioritas utama.
Studi Kasus atau Contoh Risiko Keuangan yang Umum Dihadapi
Risiko keuangan bisa terjadi karena adanya perubahan pada pasar finansial yang tidak dapat diperkirakan sehingga menimbulkan kerugian bagi pelaku bisnis. Risiko keuangan bermacam-macam mulai dari risiko nilai tukar, risiko suku bunga dan risiko likuiditas.
- Risiko nilai tukar sering disebut risiko valuta asing karena berhubungan dengan mata uang asing. Contoh risiko keuangan terjadi akibat dari kenaikan inflasi beberapa negara yang saling terhubung dan mempersulit ekonomi pada negara-negara tersebut, seperti kenaikan harga BBM di Indonesia. Sehingga, hal tersebut akan menjurus pada kenaikan bahan pokok yang menjadi bahan dasar pelaku bisnis dalam berwirausaha.
- Risiko suku bunga terjadi akibat perubahan suku bunga di pasar. Sehingga memerlukan pengelolaan yang baik dari perusahaan agar tidak menimbulkan kerugian.
- Risiko likuiditas terjadi akibat ketidakmampuan dalam menyediakan uang tunai dalam jangka waktu yang telah disepakati. Sehingga aset menjadi tidak likuid.
Evaluasi Risiko
Risiko memang tidak bisa dihilangkan, namun ada hal-hal yang bisa dilakukan dalam mencegah atau mengurangi risiko. Salah satunya melalui evaluasi risiko, yang akan mempermudah pelaku bisnis untuk menilai potensi dampak dan probabilitas terjadinya risiko. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengukur tingkat risiko keuangan.
Cara mengukur tingkat risiko keuangan
Pengukuran tingkat risiko keuangan menjadi upaya dalam mengukur risiko di dalam bisnis. Pengukuran risiko juga bermacam-macam, disesuaikan dengan tipe risiko yang menimpa pelaku bisnis.
Risiko pasar terjadi akibat pergerakan dari harga pasar yang tidak menguntungkan. Umumnya menggunakan teknik pengukuran Value at Risk (VaR) dan stress testing. Pengukuran risiko pasar menggunakan VaR memerlukan data standar deviasi dan skor Z dari table distribusi normal. VaR mengukur risiko didasarkan dari kerugian maksimum pada aset atau investasi selama periode tertentu, dengan tingkat keyakinan tertentu di dalam perusahaan.
Metode evaluasi VaR dipertimbangkan melalui empat pertanyaan dasar saat menggunakannya: pertama; berapa banyak bank yang akan mengalami kerugian?, kedua; apakah kerugian terkonsentrasi pada satu aspek tertentu (obligor, area, jenis risiko)?, ketiga; eksposur mana yang akan meminimalkan risiko dari eksposur lain?, keempat; berapa banyak keuntungan yang akan diperoleh dengan mengambil risiko tersebut?.
Kemudian, pengukuran risiko pasar menggunakan stress testing sebagai pendekatan subjektif terhadap risiko dengan bagian tersebarnya tergantung pada human judgment atau berdasarkan penilaian pelaku bisnis. Pengukuran ini berkonsentrasi pada sebuah serangkaian proses eksplorasi, mempertanyakan dan berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan pada saat terjadi sesuatu yang dianggap tidak mungkin. Adapun metode evaluasi risiko menggunakan stress testing dilakukan dengan menyusun beberapa skenario, melakukan revaluasi risiko atas portfolio sehingga nantinya bisa menyusun kesimpulan atas skenario secara periodik.
Baca juga : Mengenal Framework GRC Terintegrasi dan Implementasinya
Strategi Pengelolaan Risiko
Dalam pengelolaan risiko strategi sangat diperlukan dan tergantung dengan tingkat risiko yang dialami pelaku bisnis. Pelaku bisnis dapat menggunakan berbagai strategi dalam mengelola risiko keuangan, seperti:
-
Melakukan Analisis SWOT
Analisis Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) dilakukan pelaku bisnis dalam perencanaan strategi ketika berbisnis atau mengerjakan proyek. Metode SWOT mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang nantinya dipakai untuk menyusun strategi bisnis. Ketika melakukan analisis SWOT dalam pengelolaan risiko maka akan membantu pelaku bisnis untuk mengatur tingkat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada bisnis secara sistematis. Nantinya, melalui analisis SWOT maka akan menjadikan pelaku bisnis leluasa dalam merencanakan strategi bisnis dengan faktor-faktor yang telah dikumpulkan sehingga dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan yang tepat.
-
Menyeimbangkan Biaya Operasional dengan Rencana Anggaran
Bisnis sewaktu-waktu bisa terhambat atau mengalami kebangkrutan diakibatkan gagal mempertahankan biaya operasional. Bagi pelaku bisnis biaya operasional menjadi komponen penting dalam menunjang aktivitas bisnis. Biaya operasional digunakan untuk membeli bahan baku, atau fasilitas bisnis. Sehingga, pelaku bisnis penting memperhatikan dan mempertahankan keseimbangan biaya operasional dengan rencana anggaran, lakukan sehemat dan seefisien mungkin setidaknya tiga tahun ke depan. Agar bisnis menjadi terkontrol dan aman.
-
Membuat Laporan Keuangan yang Detail
Laporan keuangan dinilai penting karena setiap catatan yang dibuat merupakan rekaman perjalanan bisnis. Nantinya, laporan keuangan akan dijadikan bahan evaluasi terhadap keuangan perusahaan dan menjadi acuan kinerja pelaku bisnis. Dari laporan keuangan juga terlihat jelas rugi untung perusahaan dalam perjalanan bisnisnya.
-
Melakukan Inovasi
Pasar di dalam dunia bisnis akan terus bergerak maju dan tidak berjalan ditempat. Realia yang ada inilah bisa dijadikan pendorong pelaku bisnis untuk melakukan inovasi. Inovasi dilakukan agar bisnis tetap bertahan dari perkembangan zaman. Sikap cepat tanggap dari pelaku bisnis sangat diperlukan karena peka terhadap perubahan, dengan memantau pergerakan pasar akan membuat bisnis tetap update dengan tren yang sedang berkembang.
-
Bijak Dalam Urusan Hutang Piutang
Hutang piutang memang menjadi sisi penting dalam perjalanan bisnis. Hutang di dalam dunia bisnis biasanya akan dijadikan modal dalam menumbuhkannya. Namun, apa jadinya jika hutang tidak bisa dikondisikan? Tentu akan merugikan pelaku bisnis sendiri. Untuk itu pelaku bisnis harus berpikir matang seberapa besar dana yang dibutuhkan?, bagaimana menjalankannya?, kapan modal dapat diambil dan berapa persen keuntungan?. Hal-hal ini harus menjadi perhatian penting para pelaku usaha.
Hal yang sama juga berlaku ketika berurusan dengan piutang. Terkadang melakukan pinjaman menjadi kebutuhan dalam dunia bisnis. Namun, dibalik semua itu, pelaku bisnis yang memberikan pinjaman harus memperhatikan kredibilitas peminjam. Pasalnya, saat peminjam tidak bisa melunasi hutang maka akan berdampak pada kesejahteraan bisnis. Pergerakan bisnis bisa macet . Sehingga, antara pemberi pinjaman dan peminjam mesti melakukan kesepakatan dokumen hitam di atas putih, agar memperjelas situasi supaya tidak merugikan kedua belah pihak.
-
Penggunaan Asuransi
Asuransi dijadikan sebagai perlindungan ketika bisnis dikhawatirkan mengalami hal-hal yang tidak terduga. Seperti diketahui, sepanjang perjalanan bisnis akan selalu diselimuti oleh risiko. Oleh karena itu, asuransi menjadi strategi jitu dalam mengamankan kekhawatiran tersebut. Kekhawatiran bisa meliputi bencana alam atau pencurian aset.
-
Penggunaan Diversifikasi
Menjalankan bisnis disarankan memakai konsep tidak meletakkan aset di satu tempat. Pelaku bisnis dapat melakukan diversifikasi bisnis, dengan meletakkan aset bisnis di berbagai tempat dengan memperluas jaringan bisnis dan menawarkan berbagai produk yang berbeda.
Perluasan produk barang dan jasa dari bisnis juga membuat profit yang diterima perusahaan meningkat dan dijadikan strategi dalam meminimalisir risiko bisnis, apabila salah satu produk mengalami kerugian. Hal itu dapat ditutupi dengan produk barang atau jasa bisnis lainnya, agar perjalanan bisnis bisa tetap berjalan.
-
Penggunaan Lindung Nilai (Hedging)
Bagi pelaku usaha untuk melindungi asetnya maka lindung nilai bisa menjadi solusi yang dapat dilakukan. Lindung nilai menjadi strategi dalam mengurangi penurunan nilai aset atau portofolio investasi. Asuransi menjadi gambaran bentuk dari lindung nilai, melalui asuransi aset akan terjaga. Kendati demikian, asuransi memerlukan membutuhkan pembayaran yang dikeluarkan setiap bulannya untuk memperoleh manfaat kedepannya.
Implementasi Manajemen Risiko
Manajemen risiko keuangan tidak cukup dengan memahaminya saja, dibutuhkan implementasi untuk meraih kesejahteraan bisnis dari risiko. Cara mengintegrasikan manajemen risiko keuangan dalam keputusan bisnis dapat dilakukan dengan konsep-konsep yang tepat. Sehingga perlu melakukan Enterprise Risk Management System (ERM) sebagai konsep dari manajemen risiko keuangan.
ERM dilakukan untuk mencegah risiko yang menimpa perusahaan, dengan mempersiapkan segala potensi yang akan menimbulkan risiko. ERM dilakukan dengan mengidentifikasi, menilai, mengelola, dan mempersiapkan kemungkinan untuk mengendalikan tingkat risiko.
Peran tim manajemen risiko dalam perusahaan
Dapat mengamini implementasi manajemen risiko dengan membuat berbagai keputusan, melalui perhitungan terhadap manajemen risiko itu sendiri. Perlu digaris bawahi tanpa tim manajemen risiko akan sulit untuk mengendalikan risiko yang tidak terduga, karena dibutuhkan tindakan cepat dan tanggap dari individu-individu kompeten.
Baca juga : Mengenal Business Continuity dan Business Resilience: Fondasi Bisnis yang Tangguh
Kepatuhan dan Regulasi
Kepatuhan dan regulasi menjadi poin penting dalam perjalanan bisnis. Pelaku bisnis harus memahami regulasi yang berlaku disuatu negara. Pasalnya, setiap negara memiliki regulasi tersendiri saat bersangkutan dengan bisnis. Hal tersebut dilakukan guna untuk mengendalikan aktivitas bisnis yang ada di negaranya agar tidak merugikan atau membahayakan negara.
Regulasi bisnis ditujukan untuk membantu menjaga keseimbangan pasar, melindungi hak konsumen, dan meningkatkan efisiensi ekonomi negara. Saat mematuhi regulasi bisnis, maka pelaku usaha akan mendapatkan kemudahan karena usahanya tidak akan dihalangi oleh aturan yang berlaku.
Berbicara regulasi bisnis yang berbeda-beda, di Indonesia regulasi kebijakan bisnis meliputi merek, perlindungan konsumen, dan larangan monopoli. Terbaru contoh regulasi yang harus ditaati pelaku bisnis ialah pengaturan arus perdagangan e-commerce. E-commerce merupakan perdagangan berbasis teknologi yang sudah menjamur di masyarakat Indonesia.
Pemerintah memuat sejumlah aturan bahwa social commerce hanya boleh sebatas mempromosikan produk bukan menjual produk secara langsung. Untuk itu, penting memahami perbedaan antara e-commerce dengan social commerce.
Studi Kasus
Perusahaan yang berhasil menghindari krisis keuangan telah membuktikan bahwa manajemen risiko bisa menjadi jawaban dalam permasalahan tersebut. Seperti halnya yang terjadi pada Zara Fashion saat pandemi.
Zara Fashion mengalami kesulitan saat pandemic Covid-19 terjadi. Pasalnya, konsumen sangat berhati-hati dalam memberi produk. Berbagai wilayah juga dilakukan pembatasan atas kerumunan. Tidak kehilangan jalan, Zara Fashion melakukan manajemen krisis keuangan dengan berbaur bersama situasi yang ada. Zara Fashion membuka usaha baru dibidang pengadaan masker agar perjalanan bisnis tetap berlanjut.
Pelajaran yang bisa dipetik dari Zara Fashion ialah pelaku bisnis harus cermat dan tanggap dalam membaca kondisi pasar yang selalu berubah-ubah dan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
Tantangan dalam Manajemen Risiko
Melakukan manajemen risiko tidak selamanya berjalan mulus karena akan ada risiko dan berbagai tantangan yang dihadapi. Tantangan dalam manajemen risiko meliputi
- Data yang Tidak Efisien
Data menjadi hal penting bagi pelaku bisnis, meski begitu apa jadinya jika data yang disimpan tidak ketinggalan zaman. Sehingga, keputusan bisnis menjadi tidak sesuai dengan kriteria konsumen terbaru. Adapun Strategi mengatasi hambatan : Basis data penting dilakukan pembaruan secara real-time.
- Tantangan Inflasi
Inflasi bisa terjadi sewaktu-waktu dan tidak bisa diprediksi secara pasti. Adapun strategi bisa dilakukan dengan mengakses informasi ekonomi terkini dan memantau perkembangan inflasi. Pantauan perkembangan inflasi dibarengi dengan mengecek kemampuan perusahaan dalam membeli barang untuk keperluan perjalanan bisnis.
- Tantangan Kerugian Selama Berbisnis
Berbisnis mengenal untuk rugi, namun kerugian dalam perjalanan bisnis dapat dilakukan dengan memakai strategi penggunaan asuransi.
Kesimpulan
Manajemen risiko keuangan dalam perjalanan bisnis menjadi sebuah keharusan. Melalui manajemen pelaku bisnis akan lebih bijak dalam meniti karir di dunia bisnis. Pasalnya, dunia bisnis memiliki peluang sekaligus risiko yang saling berkaitan satu sama lain. Pengenalan risiko menjadi sebuah pembelajaran bagi pelaku bisnis dalam sepak terjangnya berwirausaha.
Dapatkan keunggulan kompetitif dengan konsultasi manajemen risiko keuangan terbaik untuk bisnis Anda. Jangan biarkan risiko menghambat pertumbuhan. Konsultasikan kebutuhan Anda hari ini dan temukan solusi terbaik untuk mengelola risiko keuangan bisnis Anda.
Referensi
http://youtu.be/vXId0dS4upo?si=HzbOeOWXISISrelX
https://youtu.be/XI_F_tvaY90?si=xnQ6lfgat7brqCkM
https://www.alianz.co.id/explore/kenali-risikorisiko-finansial-dan-cara-mengelolanya.html
https://youtu.be/zt-R-AQRXik?si=dnFbEvxtdH2b4Rhx