Mengenal Business Continuity dan Business Resilience: Fondasi Bisnis yang Tangguh

Mengenal Business Continuity dan Business Resilience: Fondasi Bisnis yang Tangguh

Ketika berbicara tentang transformasi bisnis yang sukses, kita tidak dapat mengabaikan dua konsep penting: Business Continuity (Kontinuitas Bisnis) dan Business Resilience (Ketahanan Bisnis). Keduanya adalah pilar fondasi yang memungkinkan organisasi untuk tetap stabil dan adaptif dalam menghadapi tantangan yang tak terduga.

Business Continuity (Kontinuitas Bisnis): Strategi Respons Krisis

Business Continuity, sebagaimana dijelaskan dalam ISO 22301:2019, adalah kemampuan organisasi untuk melanjutkan pengiriman produk dan layanannya dalam batas waktu yang dapat diterima selama terjadi gangguan serius. Ini adalah strategi respons terhadap peristiwa krisis yang dapat mengancam operasional bisnis.

Pentingnya Kontinuitas Bisnis terletak pada:

  • Kemampuannya melatih organisasi untuk merespons peristiwa serius secara efisien.
  • Pengembangan pendekatan yang didasarkan pada evaluasi biaya dan manfaat, yang berkaitan dengan probabilitas terjadinya peristiwa.
  • Kemampuan untuk mengaktifkan solusi Kontinuitas Bisnis selama peristiwa luar biasa, memastikan kelangsungan operasional.

Namun, Kontinuitas Bisnis bukan sekadar rencana darurat. Ini juga berfungsi sebagai strategi untuk mengelola peristiwa yang dapat mengganggu aset kunci, seperti tenaga kerja, tempat kerja, sistem informasi, dan pasokan.

 

Baca juga : Pengenalan GRC Integrated System (GRC Terintegrasi): Menjaga Kepatuhan dan Mengelola Risiko dalam Bisnis Anda

 

Business Resilience (Ketahanan Bisnis): Kemampuan Adaptasi yang Kritis

Business Resilience, sesuai dengan ISO 22316:2017, adalah kemampuan organisasi untuk menyerap dan beradaptasi dalam lingkungan yang berubah untuk mencapai tujuannya dan bertahan serta berkembang. Ini adalah pendekatan pencegahan yang membuat organisasi fleksibel dalam menghadapi situasi yang tidak pasti.

Ketahanan Bisnis mengandalkan:

  • Kemampuan untuk tetap fleksibel dalam menghadapi situasi yang sulit, seperti karakteristik buluh bambu yang melengkung namun tidak patah.
  • Fokus pada keberlanjutan operasional tanpa memerlukan aktivasi khusus, karena ini sudah menjadi bagian dari cara organisasi beroperasi sehari-hari.

Ketahanan Bisnis memungkinkan organisasi untuk mengelola peristiwa sehari-hari yang dapat mengancam kelangsungan layanan penting. Ini juga membantu mencegah eskalasi peristiwa gangguan menjadi krisis yang memerlukan tindakan Kontinuitas Bisnis.

 

Karakteristik dan Rekomendasi untuk Business Resilience (Ketahanan Bisnis)

Agar organisasi dapat mengembangkan Ketahanan Bisnis yang efektif, beberapa karakteristik kunci dan rekomendasi perlu dipertimbangkan:

  • Visi dan Tujuan Bersama: Ketahanan meningkat saat visi dan tujuan organisasi sejalan.
  • Pemahaman yang Mendalam tentang Konteks: Pemahaman yang terkini tentang konteks organisasi sangat penting untuk merencanakan tindakan yang tepat.
  • Kemampuan Menyerap dan Beradaptasi: Kemampuan untuk menyerap perubahan dan beradaptasi dengan cepat sangat diperlukan.
  • Tata Kelola yang Kuat: Ketahanan membutuhkan tata kelola dan manajemen yang baik.
  • Diversitas dalam Kemampuan: Kehadiran beragam keterampilan, kepemimpinan, pengetahuan, dan pengalaman dapat menguatkan organisasi.
  • Koordinasi Antar Disiplin Manajemen: Kerjasama antar disiplin manajemen dan kontribusi dari bidang teknis dan ilmiah diperlukan.
  • Manajemen Risiko yang Efektif: Pengelolaan risiko yang efektif adalah kunci untuk mencapai Ketahanan yang kokoh.

 

Baca juga : 10 Manfaat Strategic Business Unit dalam Pengelolaan Bisnis Anda

 

Business Sustainability (Keberlanjutan Bisnis): Mencapai Keseimbangan Optimal

Business Sustainability (Keberlanjutan Bisnis) adalah tujuan akhir yang harus dicapai oleh semua organisasi. Ini melibatkan tiga komponen utama:

  1. Business Sustainability (aspek ekonomi/keuangan): mencakup kemampuan organisasi untuk menjaga profitabilitas jangka panjang, mengendalikan biaya, mendiversifikasi pendapatan, berinvestasi dalam pengembangan, dan mengelola risiko finansial.
  2. Sustainability Lingkungan: berkaitan dengan upaya organisasi untuk melindungi dan melestarikan lingkungan alam. Ini mencakup pengelolaan sumber daya alam, pengurangan dampak lingkungan, dan praktik-praktik berkelanjutan dalam operasi bisnis.
  3. Tanggung Jawab Sosial: mencakup tanggung jawab organisasi terhadap masyarakat dan masyarakat luas. Ini termasuk praktik-praktik sosial yang berkelanjutan seperti keberlanjutan sosial, kesehatan dan keselamatan kerja, dan kontribusi positif terhadap komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan.

Keberlanjutan bisnis adalah pencarian keseimbangan optimal antara risiko, profitabilitas, tanggung jawab sosial, dan akuntabilitas. Dalam dunia yang terus berubah, mencapai keberlanjutan adalah tantangan yang memerlukan pendekatan holistik.

 

Menghubungkan Sustainability dengan Standar ISO

Untuk mencapai dan menjaga keberlanjutan jangka panjang, organisasi dapat mengandalkan berbagai standar ISO yang relevan:

  • Standar seperti ISO 14001 dan ISO 50001 membantu organisasi mengelola dampak lingkungan mereka dan mengurangi jejak lingkungan.
  • Standar seperti ISO 26000 dan ISO 37001 membantu organisasi mengelola tanggung jawab sosial, kesehatan, keselamatan, dan keamanan.
  • Standar seperti ISO 37000 dan ISO 9004 membantu organisasi dalam tata kelola yang baik, manajemen risiko, dan mencapai keberlanjutan bisnis yang berkelanjutan.

 

Baca juga : Transformasi Bank DKI Menuju Penguatan Ketahanan Bisnis Bank Melalui Penerapan/Implementasi GRC Terintegrasi

 

Menuju Sustainability melalui Continuity dan Resilience

Penting untuk diingat bahwa tidak ada keberlanjutan tanpa ketahanan, dan tidak ada ketahanan tanpa kontinuitas. Mencapai keberlanjutan bisnis adalah langkah akhir yang membutuhkan fondasi yang kokoh dalam bentuk kontinuitas dan ketahanan.

Selain membangun ketahanan dalam bisnis dan ekonomi, pemimpin baik dari sektor publik maupun swasta juga memiliki tanggung jawab untuk membangun ketahanan masyarakat secara lebih luas. Adopsi standar dan metrik ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) dapat membantu organisasi mengoptimalkan strategi mereka untuk dampak positif pada masyarakat.

 

Kesimpulan: Fondasi untuk Bisnis yang Berkelanjutan

Business Continuity, Business Resilience, dan Business Sustainability adalah tiga pilar yang tak terpisahkan dalam perjalanan menuju transformasi bisnis yang berkelanjutan. Dengan memahami, menerapkan, dan mengintegrasikan ketiganya dengan cermat, organisasi dapat membentuk fondasi yang kuat untuk kelangsungan dan kesuksesan dalam dunia bisnis yang dinamis.

 

 

Sumber: Community Corner Ep.17 –  Proxsis Community Club

5/5 - (36 votes)

Business Continuity, Business Continuity dan Business Resilience, Business Resilience, Business Sustainability, Fondasi Bisnis yang Tangguh

Other Related Insights

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.