Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa ada perusahaan yang hancur lebur saat dihantam krisis (seperti pandemi kemarin), sementara perusahaan lain justru melesat naik? Jawabannya seringkali bukan pada seberapa banyak uang yang mereka punya, tapi seberapa siap mereka menghadapi ketidakpastian.
Di sinilah ISO 31000:2018 masuk ke dalam panggung. Banyak orang alergi mendengar kata "ISO" karena terbayang tumpukan dokumen tebal yang membosankan. Padahal, ISO 31000:2018 sejatinya adalah "sistem navigasi" bisnis. Ini bukan aturan kaku yang mengekang kreativitas, melainkan panduan fleksibel untuk membantu Anda melihat "lubang" di jalan sebelum Anda terperosok, dan melihat "harta karun" sebelum kompetitor menemukannya.
Apa Itu ISO 31000:2018 Sebenarnya?
ISO 31000:2018 adalah standar internasional yang menyediakan prinsip dan pedoman untuk manajemen risiko. Kunci utamanya ada pada kata Pedoman. Berbeda dengan ISO 9001 yang bersifat sertifikasi untuk organisasi, ISO 31000 tidak untuk disertifikasi perusahaannya (walaupun individu profesionalnya bisa).
Standar ini mengajarkan kita cara mengelola risiko secara terstruktur. Risiko di sini didefinisikan sebagai "efek ketidakpastian terhadap tujuan". Jadi, ini bukan cuma soal menghindari bahaya (seperti kebakaran atau korupsi), tapi juga soal mengelola ketidakpastian dalam mengejar peluang (seperti ekspansi pasar baru atau peluncuran produk inovatif).
Baca juga : Bukan Sekadar Teori:Bedah Tuntas Step-by-Step Manajemen Risiko ISO 31000:2018 agar Bisnis Tahan Banting
Mengapa Ini Penting? (Beyond Compliance)
Mengapa perusahaan Anda harus repot-repot mengadopsinya?
Melindungi Nilai (Value Protection)
Mencegah kebocoran aset, kecelakaan kerja, atau denda hukum yang bisa bikin bangkrut.Menciptakan Nilai (Value Creation)
Memberikan keberanian kepada manajemen untuk mengambil risiko yang terukur (calculated risk) demi keuntungan lebih besar.Bahasa Universal
Jika perusahaan Anda ingin bekerjasama dengan mitra global atau BUMN, menggunakan standar ISO 31000 membuat komunikasi risiko menjadi "nyambung" karena menggunakan kerangka kerja yang sama.
Seperti Apa Manajemen Risiko yang Baik Itu?
Manajemen risiko yang baik bukanlah yang dokumennya paling tebal. Manajemen risiko yang baik adalah yang Terintegrasi. Artinya, risiko tidak dikelola sendiri oleh "Departemen Manajemen Risiko" di pojokan kantor. Risiko harus menjadi bagian dari setiap pengambilan keputusan, mulai dari satpam di pos depan hingga CEO di ruang rapat. Manajemen risiko yang baik itu dinamis, responsif terhadap perubahan, dan yang paling penting: mempertimbangkan faktor manusia dan budaya, bukan hanya angka di atas kertas.
Baca juga : Standar Baru Manajemen Risiko ISO 31000:2018
Bagaimana Mengimplementasikan ISO 31000:2018 dalam Perusahaan?
Jangan langsung loncat membuat matriks warna-warni. Implementasi harus dimulai dari fondasi strategis. Berikut langkah praktisnya:
1.Mandat dan Komitmen
Ini langkah paling krusial. Direksi harus "membeli" ide ini dulu. Tanpa dukungan penuh dari pucuk pimpinan, manajemen risiko hanya akan jadi macan kertas. Direksi harus menetapkan kebijakan risiko dan menyediakan sumber daya (anggaran/tim) yang diperlukan.
2.Desain Kerangka Kerja
Sesuaikan baju dengan badan. Jangan copy-paste sistem perusahaan lain. Pahami konteks perusahaan Anda: Siapa stakeholder-nya? Apa budaya kerjanya? Desainlah alur pelaporan dan tanggung jawab yang sesuai dengan struktur organisasi Anda yang unik.
3.Penerapan Proses
Di tahap ini, barulah Anda melakukan proses teknis (Identifikasi, Analisis, Evaluasi, dan Perlakuan Risiko). Pastikan proses ini dilakukan di setiap unit kerja, bukan hanya di pusat. Ajarkan kepala divisi cara mengenali risiko di area mereka masing-masing.
4.Pemantauan dan Tinjauan
Risiko itu bergerak. Risiko yang tahun lalu relevan, mungkin tahun ini sudah basi. Lakukan tinjauan berkala. Apakah mitigasi yang kita pasang masih efektif? Apakah ada risiko baru yang muncul dari teknologi baru?
5.Perbaikan Berkelanjutan
Jangan puas. Belajarlah dari kegagalan (insiden yang terjadi) dan keberhasilan. Perbaiki kerangka kerja Anda setiap tahun agar semakin lincah dan adaptif.
Baca juga : Panduan Lengkap: Penerapan ISO 31000 di Organisasi Anda
Risiko Implementasi yang Harus Diperhatikan
Dalam menerapkan ISO 31000, ada jebakan yang harus dihindari:
Jebakan Birokrasi
Membuat proses pelaporan risiko begitu rumit sehingga karyawan malas melapor.Silo Mentality
Bagian Keuangan menyimpan data risiko keuangan sendiri, Bagian Operasional menyimpan sendiri. Padahal, risiko itu seringkali saling terkait.Optimism Bias
Manajemen terlalu percaya diri dan menganggap remeh risiko ("Ah, itu nggak mungkin kejadian di sini"). Ini adalah resep bencana.
Masa Depan ISO 31000:2018 di Indonesia
Di Indonesia, tren adopsi standar ini makin kencang, terutama didorong oleh regulasi BUMN (Peraturan Menteri BUMN tentang Penerapan Manajemen Risiko) dan sektor jasa keuangan (OJK). Ke depan, ISO 31000 akan semakin Digital. Kita akan melihat integrasi Artificial Intelligence (AI) dalam pemetaan risiko. Perusahaan tidak lagi menunggu laporan bulanan, tapi menggunakan dashboard real-time untuk memantau indikator risiko kunci (KRI). Selain itu, integrasi dengan isu ESG (Environment, Social, Governance) akan menjadi standar wajib bagi perusahaan yang ingin mendapatkan pendanaan hijau.
Baca juga : ISO 31000 vs ISO 9001: Memilih Standar yang Tepat untuk Organisasi Anda
Jangan Biarkan Ketidakpastian Menghancurkan Bisnis Anda! Bangun Benteng Pertahanan Bisnis yang Kokoh Bersama Proxsis Strategy!
Apakah Anda merasa penerapan manajemen risiko di perusahaan Anda masih sebatas formalitas dokumen? Atau Anda bingung menerjemahkan panduan ISO 31000 yang abstrak menjadi langkah operasional yang nyata? Jangan ambil risiko dengan masa depan perusahaan. Anda membutuhkan mitra yang tidak hanya paham teori, tapi ahli dalam implementasi strategis yang membumi.
Proxsis Strategy hadir sebagai konsultan manajemen strategis terpercaya untuk mendampingi Anda membangun sistem manajemen risiko yang efektif. Kami membantu Anda mulai dari Gap Analysis, penyusunan Risk Roadmap, hingga pelatihan budaya risiko bagi karyawan. Pastikan setiap keputusan bisnis Anda terlindungi dan terukur. Ubah risiko menjadi keunggulan kompetitif Anda sekarang juga. Mulai Transformasi Manajemen Risiko Anda di Sini: https://strategy.proxsisgroup.com/

Kesimpulan
Mengimplementasikan ISO 31000:2018 adalah sebuah perjalanan transformasi budaya, bukan sekadar proyek administrasi. Tujuannya adalah membangun organisasi yang sadar risiko (risk-aware), di mana setiap keputusan diambil dengan pertimbangan matang antara potensi keuntungan dan potensi kerugian. Dengan kerangka kerja yang solid dan budaya yang mendukung, perusahaan Anda tidak hanya akan bertahan menghadapi badai, tapi juga pandai menari di tengah hujan.
FAQ
1.Apakah perusahaan saya bisa mendapatkan sertifikat ISO 31000?
Tidak. ISO 31000 adalah panduan (guidelines), bukan standar sertifikasi untuk organisasi. Namun, individu (karyawan) bisa mengambil sertifikasi kompetensi profesional (seperti CRMP/QRMP) yang berbasis ISO 31000.
2.Apakah ISO 31000 cocok untuk UMKM?
Sangat cocok. Prinsipnya universal. Untuk UMKM, prosesnya bisa disederhanakan, tidak perlu sekompleks korporasi besar, tapi pola pikirnya tetap sama: kenali risiko, siapkan mitigasi.
3.Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk implementasi penuh?
Bervariasi, tapi untuk mengubah budaya dan menanamkan kerangka kerja yang matang biasanya butuh 1-2 tahun. Ini proses berkelanjutan, bukan sekali jadi.
4.Apa bedanya ISO 31000 dengan COSO ERM?
Keduanya standar bagus. ISO 31000 lebih ringkas, generik, dan fokus pada prinsip. COSO ERM (asal AS) lebih detail, sering dipakai oleh perusahaan yang terdaftar di bursa saham AS, dan sangat kuat di aspek audit/pengendalian internal.
5.Siapa yang harus memimpin implementasi ini?
Idealnya dipimpin oleh Risk Manager atau Chief Risk Officer (CRO), namun mandat dan dukungan penuh harus datang langsung dari Direksi Utama.
Referensi:
International Organization for Standardization. (2018). ISO 31000:2018 Risk management Guidelines. Geneva: ISO.
Susilo, L. J., & Kaho, V. R. (2018). Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:2018. Jakarta: PPM Manajemen.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2018). SNI ISO 31000:2018 Manajemen Risiko - Pedoman.
Kementerian BUMN RI. Peraturan Menteri BUMN tentang Penerapan Manajemen Risiko pada BUMN.
Institute of Risk Management (IRM). (2018). A Risk Practitioner’s Guide to ISO 31000:2018.







