Dunia bisnis selalu bergerak cepat, dan pada 2025–2026, perubahan tersebut semakin dipercepat oleh teknologi, dinamika konsumen, dan kebijakan global.
Perusahaan yang mampu mengidentifikasi tren sejak dini akan memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh pesat dan tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Artikel ini akan membahas 10 tren bisnis utama yang diperkirakan akan mendominasi periode 2025–2026. Dari adopsi AI generatif, transformasi e-commerce, hingga fokus baru pada keberlanjutan, setiap tren membuka peluang baru sekaligus tantangan strategis yang perlu dikelola dengan tepat.
Tren Bisnis
Tren bisnis global tidak hanya dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, tetapi juga oleh perubahan perilaku konsumen dan arah kebijakan ekonomi. Dalam kurun waktu dua tahun ke depan, sektor digital akan menjadi motor utama yang menggerakkan inovasi lintas industri.
Selain itu, perusahaan dituntut untuk lebih adaptif terhadap isu keberlanjutan, efisiensi biaya, serta pergeseran pola kerja. Mengikuti tren ini bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan agar bisnis tetap bertahan dan berkembang.
Baca juga : Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2026: Siapkah Hadapi Guncangan Global?
10 Tren Bisnis yang Melejit 2025–2026
Memasuki periode 2025–2026, berbagai tren bisnis mulai menunjukkan arah yang jelas dan dampaknya terasa di hampir semua sektor industri. Setiap tren bukan hanya mencerminkan perubahan teknologi, tetapi juga transformasi perilaku konsumen, cara kerja, dan strategi perusahaan untuk bertahan dalam kompetisi
1. AI Generatif
Artificial Intelligence (AI) generatif telah berkembang menjadi pendorong utama inovasi di berbagai sektor. Teknologi ini memungkinkan bisnis menciptakan konten, produk, dan layanan baru dengan lebih cepat, efisien, dan personal.
Dari industri kreatif hingga kesehatan, AI generatif digunakan untuk mempercepat riset, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Perusahaan yang mampu mengintegrasikan AI generatif dengan strategi bisnisnya akan unggul dalam hal kecepatan inovasi.
2. E-commerce
E-commerce terus menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Pada 2025–2026, tren belanja online tidak hanya fokus pada kenyamanan, tetapi juga pada personalisasi pengalaman konsumen.
Dengan teknologi big data dan AI, platform e-commerce mampu menawarkan rekomendasi produk yang lebih tepat. Selain itu, integrasi metode pembayaran digital dan logistik canggih akan semakin memperkuat posisi e-commerce sebagai tulang punggung perdagangan modern.
3. 5G Platform
Teknologi 5G akan memperluas ekosistem bisnis digital ke level baru. Dengan konektivitas super cepat, perusahaan dapat mengembangkan layanan berbasis real-time yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.
Dampaknya terlihat pada industri seperti otomotif (mobil otonom), kesehatan (telemedicine), hingga hiburan (VR/AR interaktif). Kecepatan, latensi rendah, dan kapasitas besar yang dimiliki 5G menjadikannya fondasi bagi pertumbuhan bisnis berbasis data.
4. Pekerjaan Jarak Jauh dan Hibrida
Model kerja jarak jauh dan hibrida telah menjadi standar baru sejak pandemi, dan tren ini terus berkembang di 2025–2026. Perusahaan semakin menyadari bahwa fleksibilitas kerja berkontribusi terhadap produktivitas dan retensi karyawan.
Investasi pada platform kolaborasi digital, keamanan siber, dan sistem manajemen berbasis cloud menjadi faktor penting agar model kerja hibrida berjalan efektif. Selain itu, budaya kerja yang adaptif akan menentukan keberhasilan jangka panjang.
5. Ads Commerce on Social Media
Media sosial tidak lagi hanya tempat interaksi, tetapi juga menjadi mesin transaksi. Tren social commerce semakin berkembang dengan fitur belanja langsung di platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook.
Dengan strategi iklan yang tepat, perusahaan bisa menghubungkan konsumen dari tahap awareness hingga transaksi hanya dalam satu platform. Hal ini membuat biaya pemasaran lebih efisien dan hasilnya lebih terukur.
6. Bisnis Sustainability
Kesadaran akan isu lingkungan dan sosial mendorong perusahaan untuk fokus pada keberlanjutan. Investor, konsumen, hingga regulator kini lebih memperhatikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam bisnis.
Perusahaan yang proaktif dalam mengintegrasikan praktik berkelanjutan ke dalam operasionalnya tidak hanya mendapat kepercayaan pasar, tetapi juga membuka akses ke sumber pendanaan hijau. Sustainability kini bukan sekadar etika, melainkan strategi kompetitif.
7. Bisnis Teknologi Imersif
Teknologi imersif seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR) semakin memasuki sektor bisnis. Dari pendidikan, retail, hingga properti, teknologi ini menawarkan pengalaman baru yang lebih interaktif.
Penggunaan teknologi imersif tidak hanya meningkatkan keterlibatan pelanggan, tetapi juga memperluas cara perusahaan melakukan pelatihan karyawan atau mendesain produk. Hal ini menjadi pembeda utama di era persaingan ketat.
8. Innovation Impacts Last-Mile Delivery
Logistik, khususnya last-mile delivery, menjadi area krusial dalam memenangkan hati konsumen. Tren inovasi di bidang ini berfokus pada kecepatan, akurasi, dan keberlanjutan.
Mulai dari penggunaan kendaraan listrik, drone, hingga sistem tracking berbasis AI, perusahaan logistik berusaha menghadirkan pengalaman pengiriman yang lebih baik. Efisiensi last-mile delivery akan menjadi faktor kunci dalam kepuasan pelanggan e-commerce.
9. Peningkatan Pengalaman Pelanggan Berbasis AI
AI bukan hanya menciptakan otomatisasi, tetapi juga mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan pelanggan. Chatbot cerdas, sistem rekomendasi, hingga analitik prediktif memungkinkan perusahaan memberikan layanan yang lebih personal.
Dengan pemanfaatan AI, bisnis dapat mengantisipasi kebutuhan pelanggan bahkan sebelum mereka menyadarinya. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan, tetapi juga memperkuat loyalitas jangka panjang.
10. Optimasi Melalui AI
Selain meningkatkan pendapatan, AI juga membantu perusahaan memangkas biaya operasional secara signifikan. Dari otomasi proses administrasi hingga optimisasi rantai pasok, efisiensi yang dihasilkan sangat besar.
Pada 2025–2026, perusahaan yang berhasil memanfaatkan AI untuk efisiensi biaya akan lebih kompetitif. Mereka mampu mengalokasikan sumber daya untuk inovasi, sementara pesaing masih sibuk dengan biaya operasional yang tinggi.
Baca juga : 7 Cara Manajemen Proses Bisnis (BPM) Memperkuat Fondasi GRC Perusahaan
Business Strategy dari Proxsis Consulting
Menghadapi tren bisnis yang cepat berubah membutuhkan strategi yang tepat dan terukur. Perusahaan yang hanya mengikuti tren tanpa strategi jelas berisiko kehilangan arah dan peluang besar.
Proxsis Consulting menghadirkan program Training Business Strategy yang dirancang untuk membantu organisasi memahami tren bisnis terkini dan mengubahnya menjadi strategi jangka panjang yang efektif.
Fokus Layanan Business Strategy
Enterprise Strategic Planning
Business Restructuring
Balanced Scorecard & Performance Management
Merger, Acquisition & Due Diligence
Feasibility Study
Project Management Office (PMO)
Nilai Tambah Pelatihan Business Strategy
Menjabarkan visi strategis menjadi rencana korporat konkret yang siap dijalankan.
Meningkatkan efisiensi operasi dan daya tahan finansial melalui restrukturisasi.
Memetakan kinerja melalui indikator yang selaras dengan objektif bisnis.
Mendukung merger dan ekspansi bisnis dengan evaluasi menyeluruh.
Dukungan penuh dalam memastikan implementasi strategi berjalan efektif dengan PMO.
Dengan pendekatan praktis, peserta pelatihan akan dibekali kemampuan analisis, perencanaan, hingga eksekusi strategi yang adaptif di era digital. Jadikan strategi sebagai kekuatan, bukan sekadar kata. Bersama Proxsis Consulting, perjalanan strategi Anda menuju keberhasilan siap dimulai.

FAQ: 10 Tren Bisnis yang Melejit 2025–2026
1. Mengapa penting mengikuti tren bisnis 2025–2026?
Mengikuti tren bisnis membantu perusahaan tetap relevan, menemukan peluang pertumbuhan baru, serta mengantisipasi tantangan yang muncul dari perubahan teknologi, perilaku konsumen, dan regulasi global.
2. Apa tren bisnis terbesar pada 2025–2026?
Tren terbesar meliputi pemanfaatan AI generatif, transformasi e-commerce, teknologi 5G, model kerja hibrida, social commerce, sustainability, teknologi imersif (VR/AR), inovasi last-mile delivery, personalisasi pengalaman pelanggan berbasis AI, hingga efisiensi biaya melalui optimasi AI.
3. Bagaimana AI generatif memengaruhi strategi bisnis?
AI generatif membantu perusahaan menciptakan konten, produk, dan layanan baru dengan cepat dan hemat biaya. Dampaknya adalah inovasi lebih cepat, pengalaman pelanggan lebih personal, dan operasional lebih efisien.
4. Apa peran keberlanjutan (sustainability) dalam bisnis modern?
Keberlanjutan kini menjadi strategi kompetitif. Perusahaan yang menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) tidak hanya menarik kepercayaan konsumen dan investor, tetapi juga mendapat akses ke pendanaan hijau dan daya saing lebih tinggi.
5. Apakah e-commerce masih prospektif di 2025–2026?
Ya. E-commerce tetap tumbuh pesat dengan dukungan teknologi big data, AI, metode pembayaran digital, dan sistem logistik canggih. Perusahaan yang berfokus pada personalisasi pengalaman konsumen akan lebih unggul.
6. Bagaimana tren social commerce memengaruhi pemasaran digital?
Social commerce memungkinkan konsumen melakukan pembelian langsung di platform media sosial. Hal ini membuat perjalanan konsumen dari awareness hingga transaksi lebih singkat, hemat biaya iklan, dan hasil penjualan lebih terukur.
7. Apa tantangan terbesar perusahaan dalam mengadopsi tren baru?
Tantangan utama adalah kesiapan sumber daya manusia, keterbatasan infrastruktur, risiko keamanan data, serta kebutuhan akan strategi bisnis yang tepat agar adopsi tren tidak sekadar ikut-ikutan.
8. Bagaimana perusahaan bisa memulai transformasi strategis menghadapi tren ini?
Perusahaan dapat memulai dengan pemetaan tren yang paling relevan untuk industrinya, melakukan evaluasi kapasitas internal, lalu menyusun strategi jangka panjang yang adaptif. Pendampingan dari konsultan strategi bisnis juga dapat mempercepat proses.
9. Apa manfaat mengikuti program Training Business Strategy dari Proxsis Consulting?
Program ini membantu perusahaan:
Menyusun rencana strategis yang selaras dengan visi jangka panjang.
Meningkatkan efisiensi operasional dan ketahanan finansial.
Memetakan kinerja dengan Balanced Scorecard.
Mendukung merger, akuisisi, dan ekspansi dengan analisis menyeluruh.
Mengawal implementasi strategi melalui Project Management Office (PMO).
10. Bagaimana cara mendaftar atau mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pelatihan Business Strategy?
Informasi lebih lanjut mengenai program Training Business Strategy dapat diakses melalui Proxsis Consulting. Tim Proxsis siap membantu perusahaan Anda merancang strategi yang relevan dengan tren bisnis terbaru.
Service
Subject Matter Expertise
Butuh konsultasi lebih lanjut tentang
Business Resillience
Share on :