Di tengah meningkatnya perhatian terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, banyak perusahaan yang semakin fokus pada pelaporan ESG (Environment, Social, and Governance).
Namun, mengadopsi dan menyesuaikan kerangka pelaporan ESG yang tepat bisa menjadi tantangan. Berikut adalah delapan kerangka pelaporan ESG utama dan panduan untuk menyesuaikannya dengan perusahaan Anda di Indonesia.
1. Global Reporting Initiative (GRI)
GRI adalah salah satu kerangka pelaporan ESG paling dikenal secara global. GRI menyediakan panduan yang komprehensif untuk melaporkan dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola, serta membantu perusahaan berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Untuk menyesuaikan GRI di perusahaan Anda, mulailah dengan melakukan penilaian materialitas untuk mengidentifikasi isu-isu ESG yang paling relevan. Kemudian, implementasikan sistem pelaporan yang sesuai dengan standar GRI dan pastikan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam proses pelaporan.
Baca juga : Mengenal Investasi ESG: Pengertian, Cara Kerja, dan Metrik yang Digunakan
2. Sustainability Accounting Standards Board (SASB)
SASB menyediakan standar pelaporan yang fokus pada isu-isu ESG yang material secara finansial untuk berbagai sektor industri. SASB bertujuan untuk meningkatkan transparansi informasi ESG yang relevan bagi investor.
Identifikasi standar SASB yang relevan untuk industri Anda dan integrasikan metrik tersebut dalam laporan tahunan Anda. Fokus pada isu-isu material yang berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan Anda.
3. Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD)
TCFD mengembangkan kerangka pelaporan yang menekankan pentingnya transparansi terkait risiko dan peluang perubahan iklim. TCFD bertujuan untuk membantu perusahaan mengungkapkan bagaimana perubahan iklim mempengaruhi bisnis mereka.
Mulailah dengan menilai risiko dan peluang terkait perubahan iklim yang relevan untuk perusahaan Anda. Implementasikan laporan yang sesuai dengan rekomendasi TCFD, termasuk analisis skenario perubahan iklim dan dampaknya terhadap strategi bisnis Anda.
4. Integrated Reporting Framework (IR)
IR Framework berfokus pada integrasi pelaporan finansial dan non-finansial untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang nilai perusahaan. Kerangka ini mengedepankan pengungkapan tentang bagaimana faktor ESG mempengaruhi kinerja dan strategi perusahaan.
Gabungkan informasi ESG dengan laporan finansial tahunan Anda untuk memberikan pandangan holistik mengenai kinerja perusahaan. Pastikan bahwa laporan mencerminkan bagaimana faktor ESG mempengaruhi strategi dan nilai perusahaan.
Baca juga : Bagaimana Prinsip ESG Berperan Penting di Bank Mandiri?
5. Climate Disclosure Standards Board (CDSB)
CDSB berfokus pada pelaporan informasi terkait perubahan iklim yang relevan untuk laporan keuangan. CDSB menyediakan pedoman untuk mengintegrasikan informasi terkait perubahan iklim ke dalam laporan tahunan.
Terapkan pedoman CDSB untuk mengungkapkan dampak perubahan iklim pada kinerja keuangan dan operasional perusahaan. Pastikan laporan Anda mematuhi standar pelaporan yang ditetapkan oleh CDSB.
6. United Nations Global Compact (UNGC)
UNGC adalah inisiatif global yang mendorong perusahaan untuk mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. UNGC meminta perusahaan untuk melaporkan kemajuan dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut.
Bergabunglah dengan UNGC dan gunakan pedoman mereka untuk melaporkan kemajuan Anda dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Buat laporan tahunan yang mencakup pencapaian dan tantangan terkait dengan prinsip-prinsip UNGC.
7. OECD Guidelines for Multinational Enterprises
Pedoman OECD memberikan arahan untuk perusahaan multinasional dalam hal tanggung jawab sosial, hak asasi manusia, dan lingkungan. Pedoman ini berfokus pada pengungkapan dan transparansi terkait dampak operasi global.
Implementasikan pedoman OECD dengan memperhatikan dampak global operasi perusahaan Anda. Pastikan laporan mencakup aspek-aspek penting seperti hak asasi manusia, dampak lingkungan, dan tanggung jawab sosial.
Baca juga : 7 Teknologi Terkini yang Mendukung Implementasi ESG di Perusahaan
8. Greenhouse Gas Protocol (GHG Protocol)
GHG Protocol menyediakan standar untuk mengukur dan melaporkan emisi gas rumah kaca (GRK). Ini adalah kerangka kerja penting untuk perusahaan yang ingin mengurangi jejak karbon mereka.
Gunakan standar GHG Protocol untuk mengukur emisi GRK perusahaan Anda dan buat rencana untuk mengurangi jejak karbon. Integrasikan data emisi dalam laporan ESG Anda dan pastikan transparansi dalam pelaporan.
Saatnya Meningkatkan Ketahanan Bisnis Anda
Ketahanan bisnis, atau business resilience, adalah kemampuan perusahaan untuk bertahan dan berkembang di tengah krisis, perubahan pasar, dan gangguan operasional.
Perusahaan yang memiliki ketahanan bisnis yang baik dapat mengurangi dampak negatif dari risiko yang tidak terduga, menjaga kontinuitas operasional, dan bahkan menemukan peluang baru di tengah kesulitan.
Proxsis Consulting menawarkan solusi Konsultan Ketahanan Bisnis yang dirancang khusus untuk perusahaan di Indonesia, membantu Anda menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di pasar yang dinamis ini.
Proxsis Consulting memahami bahwa setiap perusahaan memiliki kebutuhan unik. Itulah mengapa kami menawarkan layanan Konsultan Ketahanan Bisnis yang komprehensif dan disesuaikan. Berikut adalah beberapa layanan unggulan:
- Analisis Risiko Mendalam
Proxsis Consulting melakukan penilaian menyeluruh untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko yang dapat mempengaruhi bisnis Anda. Dengan pemahaman yang jelas tentang risiko tersebut, Anda dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengelolanya.
- Pengembangan Strategi Ketahanan
Proxsis Consulting bekerja sama dengan Anda untuk merancang strategi ketahanan bisnis yang efektif dan berkelanjutan. Strategi ini membantu Anda menghadapi ketidakpastian dan memastikan kontinuitas operasional.
- Manajemen Krisis dan Respons
Proxsis Consulting menyediakan pelatihan dan panduan praktis untuk menangani situasi krisis dengan cepat dan efektif. Dengan respons yang terkoordinasi, Anda dapat mengurangi dampak krisis dan melanjutkan operasi dengan minimal gangguan.
- Pemulihan dan Peningkatan
Setelah krisis, kami membantu perusahaan Anda dalam proses pemulihan dan penilaian untuk meningkatkan strategi ketahanan di masa depan. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan memastikan Anda tetap siap menghadapi tantangan berikutnya.
Dengan memilih Proxsis Consulting, Anda bergabung dengan perusahaan-perusahaan yang telah merasakan manfaat dari pendekatan ketahanan bisnis kami. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan yang berkualitas tinggi dan solusi yang dapat diandalkan untuk memastikan keberhasilan jangka panjang perusahaan Anda.