Alasan Bisnis 2025 Harus Punya ESG dan 7 Strategi Investasi ESG

Alasan Bisnis 2025 Harus Punya ESG dan 7 Strategi Investasi ESG

Isu Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi perhatian utama bagi dunia bisnis dan investor global. Tren ini bukan hanya dipengaruhi oleh regulasi yang semakin ketat, tetapi juga oleh tuntutan pasar yang menginginkan perusahaan lebih transparan dan bertanggung jawab. 

Pada tahun 2025, ESG akan menjadi faktor krusial yang menentukan keberlanjutan dan daya saing bisnis. Artikel ini akan membahas mengapa perusahaan harus menerapkan ESG dan tujuh strategi utama dalam investasi berbasis ESG.

Manajemen Risiko ESG

Manajemen Risiko ESG adalah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko yang berkaitan dengan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam bisnis. 

Risiko ESG dapat berdampak langsung pada profitabilitas dan reputasi perusahaan, terutama di tengah perubahan regulasi dan ekspektasi publik. 

Dengan menerapkan manajemen risiko ESG yang efektif, perusahaan dapat memitigasi potensi dampak negatif sekaligus menangkap peluang bisnis yang lebih berkelanjutan.

 

Baca juga : Astra International dan Relevansi ESG dalam Peningkatan Nilai Perusahaan di Tingkat Global

 

Alasan Bisnis 2025 Harus Punya ESG

Saat ini perusahaan yang tidak mengadopsi ESG berisiko kehilangan daya saing dan akses terhadap modal. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa bisnis harus memiliki strategi ESG yang kuat:

1. Aturan Makin Ketat

Pemerintah di berbagai negara telah mengeluarkan regulasi ketat terkait ESG, termasuk kebijakan nol emisi karbon dan pelaporan keberlanjutan. Uni Eropa, misalnya, telah menerapkan Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD) yang mewajibkan perusahaan melaporkan dampak ESG mereka. Jika perusahaan tidak mematuhi regulasi ini, mereka bisa menghadapi denda besar atau kehilangan akses ke pasar global.

2. Perusahaan Harus Lebih Transparan

Investor dan konsumen kini semakin menuntut transparansi dari perusahaan dalam aspek ESG. Kepercayaan pasar bergantung pada seberapa baik perusahaan mengelola dan melaporkan dampak ESG mereka. Tanpa strategi ESG yang jelas, perusahaan berisiko kehilangan loyalitas pelanggan dan dukungan investor.

3. Energi Terbarukan Jadi Prioritas

Transisi global menuju energi terbarukan semakin cepat. Perusahaan yang masih bergantung pada bahan bakar fosil akan menghadapi peningkatan biaya operasional akibat pajak karbon dan tekanan dari regulator. Sebaliknya, perusahaan yang berinvestasi dalam energi hijau akan mendapatkan manfaat ekonomi jangka panjang.

4. Dukungan Modal Bank pada Proyek Hijau

Lembaga keuangan kini lebih selektif dalam mendanai proyek bisnis. Bank dan investor institusional lebih cenderung memberikan pendanaan kepada perusahaan yang memiliki strategi ESG yang kuat. Ini berarti bahwa perusahaan yang tidak mengadopsi ESG dapat mengalami kesulitan mendapatkan akses modal yang kompetitif.

 

Baca juga : Audit ESG dan 6 Langkah Jitu Lolos Audit

 

Strategi Investasi ESG

Investasi ESG menjadi salah satu strategi utama bagi investor yang ingin mendukung bisnis yang berkelanjutan sekaligus memperoleh keuntungan finansial. 

1. Exclusionary (Pengecualian Investasi pada Sektor Tertentu)

Strategi ini melibatkan pengecualian investasi di industri yang dianggap merugikan lingkungan dan sosial, seperti tembakau, bahan bakar fosil, dan senjata. Tujuannya adalah untuk menghindari risiko reputasi dan memastikan portofolio investasi lebih berkelanjutan.

2. Best in Class (Memilih Perusahaan dengan Kinerja ESG Terbaik)

Dalam strategi ini, investor memilih perusahaan dalam setiap sektor yang memiliki skor ESG terbaik dibandingkan pesaingnya. Pendekatan ini memungkinkan investor untuk tetap terdiversifikasi sambil mendukung perusahaan yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

3. ESG Integration (Integrasi ESG dalam Keputusan Investasi)

Investor menggabungkan faktor ESG ke dalam analisis keuangan mereka untuk menilai risiko dan peluang investasi. Pendekatan ini digunakan oleh banyak investor institusional karena menawarkan keseimbangan antara profitabilitas dan keberlanjutan.

4. Sustainability Theme Investment (Investasi Bertema Keberlanjutan)

Strategi ini berfokus pada investasi di sektor-sektor yang terkait dengan keberlanjutan, seperti energi terbarukan, teknologi hijau, dan infrastruktur berkelanjutan. Tujuan utama strategi ini adalah untuk mendukung inovasi yang berdampak positif pada lingkungan dan sosial.

5. Green Bond (Obligasi Hijau)

Green bond adalah obligasi yang diterbitkan untuk mendanai proyek-proyek berkelanjutan, seperti pengembangan energi terbarukan atau transportasi ramah lingkungan. Instrumen ini menjadi semakin populer di kalangan investor yang ingin memberikan dampak positif sekaligus mendapatkan imbal hasil stabil.

6. Impact Investment (Investasi Berdampak Sosial dan Lingkungan)

Investasi ini secara eksplisit bertujuan untuk menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang terukur sambil tetap menghasilkan keuntungan finansial. Contoh investasi ini termasuk pendanaan untuk startup yang fokus pada solusi perubahan iklim atau proyek pemberdayaan masyarakat.

7. Stewardship and Engagement (Keterlibatan Aktif dalam Tata Kelola Perusahaan)

Investor menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong perusahaan dalam menerapkan praktik bisnis yang lebih baik terkait ESG. Mereka dapat melakukan dialog dengan manajemen perusahaan, memberikan suara dalam rapat pemegang saham, atau mengajukan resolusi ESG.

 

Baca juga : 8 Kerangka Pelaporan ESG dan Cara Menyesuaikan di Perusahaan Anda

 

Training Integrasi ESG & GRC 

Bagi perusahaan yang ingin memahami dan menerapkan ESG secara lebih mendalam, Proxsis Consulting menyediakan pelatihan khusus mengenai integrasi ESG dalam manajemen risiko dan kepatuhan (GRC – Governance, Risk, and Compliance). 

Pelatihan ini mencakup strategi implementasi ESG yang efektif serta cara mengelola risiko yang terkait dengan keberlanjutan. Materi yang dipelajari:

  • Konsep dasar dan pentingnya ESG dalam konteks bisnis modern
  • Kerangka kerja GRC dan cara mengintegrasikannya dengan inisiatif ESG
  • Studi kasus implementasi ESG dan GRC pada perusahaan terkemuka
  • Strategi pengelolaan risiko dan peluang terkait aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola
  • Langkah-langkah praktis untuk menerapkan integrasi ESG & GRC secara efektif dalam organisasi

Jangan lewatkan kesempatan untuk memperkuat strategi bisnis dan meningkatkan daya saing perusahaan melalui integrasi ESG dan GRC. Dengan pelatihan ini, Anda akan mendapatkan wawasan dan alat yang diperlukan untuk mengelola risiko, memenuhi regulasi, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Informasi dan Pendaftaran:  Training Mengintegrasikan ESG & GRC – Proxsis

Rate this insight

Other Related Insights

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.